Mungkin sebagian dari Anda belum familiar dengan Simo. Ini adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali yang sebenarnya kaya akan potensi wisata, terutama wisata alam. Sayangnya, mungkin karena kurangnya promosi, maka namanya kurang populer sebagai daerah tujuan liburan. Jadi, tidak heran jika kemudian fasilitas penginapan seperti hotel di kawasan ini pun dapat dikatakan cukup minim.
Simo merupakan kecamatan yang terletak di sebelah timur laut ibu kota Kabupaten Boyolali. Di daerah Boyolali, kecamatan tersebut terkenal sebagai kota pelajar, dengan hampir semua orang muda menamatkan pendidikan SMA atau sederajat. Bahkan, kabarnya ratusan sarjana, magister, dan doktor muncul dari kecamatan ini. Tidak heran jika kemudian berdiri Tugu Pelajar yang dibangun di perempatan Tegalrayung pada tahun 1985 silam.
Selain sebagai kota pelajar, tidak banyak yang tahu bahwa Simo juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, terutama wisata alam. Banyak spot liburan menarik yang bisa didatangi di daerah ini, dan satu yang sudah terkenal adalah Lembah Gunung Madu. Terletak di kaki bukit, Lembah Gunung Madu adalah sebuah hutan yang lantas dibuat menjadi taman, dengan awalnya memiliki ikon kursi dengan sandaran berbentuk hati dan kemudian ditambahkan gazebo-gazebo dan fasilitas lainnya.[1]
Objek wisata lainnya yang dapat didatangi di Simo adalah Taman Alam Surapanta. Ini adalah sungai yang diubah menjadi wisata alam yang elok, dengan tebing bertuliskan Welcome Surapanta. Sementara itu, di ujung timur kecamatan, terdapat Kali Cemara Desa Blagung. Sungai menawarkan dua gardu pandang, satu tanggul Belanda, dan sungai terbesar di Simo. Ada pula Waterboom Restu Wijaya, air terjun Giri Harjo, dan Curug Kedung Kendeng,
Sayangnya, seperti disinggung di atas, mungkin kurang promosi, potensi objek wisata di Simo nyaris kurang terdengar, menyebabkan jumlah kunjungan pelancong tidak terlalu tinggi. Karena itu, tidak heran jika kemudian cukup sulit menemukan penginapan di daerah tersebut. Namun, apabila Anda penasaran dengan spot cantik di Simo, berikut rekomendasi hotel yang berada di wilayah tersebut.

Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel
Penginapan ini beralamat di Jalan Raya Boyolali-Semarang No. 1, Jaten, Banaran, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel dapat dicapai setelah menempuh perjalanan sejauh 18,43 km dari Bandara Internasional Adi Soemarmo di Solo. Sementara itu, jika traveler berangkat dari Terminal Boyolali, jarak menuju akomodasi cuma 384 meter.
Lokasi Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel terbilang strategis karena berada cukup dekat dengan sejumlah spot populer di Boyolali. Untuk mereka yang hendak menuju Pasar Batangan Sumber, cukup berkendara selama 13 menit dari properti ini, sedangkan jarak ke Taman Alam Surapanta cuma 2 km atau 4 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Apabila hendak berwisata, beberapa tempat liburan cakep pun mudah dijangkau dari hotel ini. Curug Kedung Kendeng misalnya, cuma berselang 3,4 km dari penginapan, sedangkan perjalanan menuju Lembah Gunung Madu sekitar 5 menit saja menggunakan kendaraan bermotor. Anda pun bisa meluncur ke Umbul Tirah Sempu yang berjarak 9 km dari penginapan atau Bukit Muk Salam dengan jarak sekitar 5,6 km saja.
Sebagai sebuah tempat bermalam yang berada di daerah kecil, ternyata Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel tampil cukup eye-catching. Eksterior penginapan ini didominasi warna hijau menyala, membuatnya terlihat mencolok. Area depan merupakan tempat parkir kendaraan yang berukuran cukup lapang, dan dikelilingi beberapa tumbuhan hijau agar suasana terkesan lebih asri.
Pindah ke bagian dalam, ruang lobby hotel sebenarnya tidak terlalu luas, tetapi bersih dan rapi. Berdinding kombinasi keramik dan bata, di ruangan ini Anda akan menemukan meja resepsionis yang akan melayani tamu selama 24 jam. Terdapat pula beberapa kursi dan meja yang bisa digunakan sebagai tempat bersantai atau menunggu proses check-in. Pengelola pun menyediakan TV layar datar sebagai sarana hiburan dan etalase yang menjual aneka makanan ringan.
Sementara itu, untuk kamarnya, kamar-kamar di akomodasi ini juga berukuran tidak terlalu lapang, tetapi tertata rapi dan bersih. Dinding kamar dihiasi warna hijau muda sehingga memberikan suasana yang lebih segar. Masing-masing kamar sudah dilengkapi fasilitas seperti ranjang dan kasur berukuran besar, kursi, meja mini, AC, TV layar datar, kipas angin, dan kamar mandi dalam dengan shower dan toilet jongkok. Di area depan kamar, juga disediakan kursi untuk nongkrong.
Tarif Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel
Waktu Menginap | Tarif per Malam |
Spot On Non-AC Double Weekday | Rp107.999 |
Spot On Non-AC Double Weekend | Rp168.750 |
Informasi harga sewa kamar Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel di atas kami rangkum dari situs resmi penginapan yang bersangkutan. Perlu Anda catat bahwa biaya sewa kamar Spot On 92445 Mutiara Indah Hotel tersebut tidak mengikat dan bisa berubah sewaktu-waktu. Jika tertarik menginap, selain lewat website resminya, reservasi juga dapat dilakukan melalui beberapa online travel agent.
Hotel Dekat Simo Boyolali
Nama Hotel | Jarak ke Simo | Tarif per Malam |
Front One Hotel Airport Boyolali | 12 km | Superior Room : Rp264.581 |
Deluxe Room : Rp401.624 | ||
Executive Room : Rp567.000 | ||
Junior Suite : Rp1.033.358 | ||
Suite Room : Rp1.186.448 | ||
AZHIMA Resort and Convention | 12,5 km | Superior Room : Rp315.000 |
Deluxe Room : Rp364.000 | ||
Dya Hotel Boyolali | 12,8 km | Economy Room : Rp170.000 |
Standard Room : Rp215.000 | ||
Superior Room : Rp325.000 | ||
Junior Suite : Rp400.000 | ||
Triple Room : Rp475.000 | ||
Family Room : Rp565.000 |
Daftar biaya sewa hotel-hotel di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk situs resmi penginapan yang bersangkutan dan sejumlah situs booking online. Perlu Anda ingat bahwa harga sewa kamar akomodasi-akomodasi tersebut tidak mengikat dan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung tanggal pemesanan Anda.
[1] Khoirunnisa, A’yun Yana dan Indrawati. 2021. Identifikasi Konteks Sejarah pada Obyek Wisata Lembah Gunung Madu di Kecamatan Simo. Seminar Ilmiah Arsitektur II universitas Muhammadiyah Surakarta, hlm.: 90-97.